Realita di Sungai Ciliwung, Jakarta

        Jakarta itulah sebutan bagi ibukota negara Republik Indonesia. DKI Jakarta yang sudah berumur sekitar 484 tahun, Jakarta sudah berubah cukup pesat di segala bidang. Di era globalisasi seperti sekarang ini, kota Jakarta sudah menjadi kota megametropolitan. Karena Jakarta sudah menjadi pusat perekonomian dan pusat pemerintahan. Oleh sebab itu banyak kaum urban yang mencoba untuk mengadu nasib mereka di Kota Jakarta, sehingga Jakarta menjadi kota heterogen karena hampir semua suku, ras yang ada di Indonesia bermukim ataupun mencari nafkah di Jakarta.
      Salah satu efek dari banyaknya perpindahan penduduk dari desa ke Jakarta mengakibatkan persaingan di dunia kerja bertambah sadis dan mengakibatkan menumpuknya pengangguran. Karena banyaknya pengangguran dan penumpukan penduduk mengakibatkan timbulnya beberapa wilayah-wilayah kumuh di bantaran sungai. Salah satu pemukiman kumuh di Jakarta ialah pemukiman kumuh di bantaran Sungai Ciliwung.



     Sungai Ciliwung adalah salah satu sungai di Pulau Jawa. Sungai ini relatif lebar dan di bagian hilirnya dulu dapat dilayari oleh perahu kecil pengangkut barang dagangan. Wilayah yang dilintasi Ciliwung bukan hanya Kota Jakarta, ada beberapa wilayah lain yang dilalui Ciliwung yaitu Kota Bogor, Kabupaten Bogor, dan Kota Depok. Karena itu Ciliwung berpotensi menimbulkan banjir meskipun di Jakarta tidak hujan (banjir bawaan dari daerah lain). Faktor lain yang membuat Ciliwung sering menjadi sumber banjir adalah munculnya beberapa pemukiman-pemukiman kumuh di pinggir sungai yang mempersempit lebar sungai dan banyak penduduk  sekitar yang membuang sampah ke sungai sehingga membuat kedalaman sungai mendangkal / memendek. 



      

     Selain sebagai penyebab banjir, membuang sampah dibantaran sungai dapat mencemari air sungai dan dampak terburuknya adalah timbulnya berbagai macam penyakit seperti penyakit kulit, diare dan penyakit lainnya. Beberapa factor yang menjadi alasan mengapa mereka bermukim di bantaran sungai Ciliwung adalah keterbatasan dana untuk membayar uang kontrak rumah. Oleh sebab itu Pemprov Jakarta dan Gubernur DKI Jakarta berencana membangun kampong susun untuk penduduk yang bermukim di bantaran Ciliwung dan memperlebar Sungai Ciliwung untuk memperlancar dan memperlebar jalannya air.


 Catatan : Artikel dibuat untuk tugas softskill

2 komentar

lebih baik kau meringkasnya agar tak terlalu panjang

Reply

lebih baik kau meringkasnya agar tak terlalu panjang

Reply

Posting Komentar